Jumat, 29 November 2013

Lirik lagu JKT48 Manatsu No Sounds Good

Wakaaa
Guenya kambek
nih ada lirik lagu JKT48 Manatsu No Sounds Good
Kalo mau nyanyi-nyanyi juga
Tuh diatas ada :D

Happy reading~







Sambil melepas belakang luaran baju renang
kau minta dioleskan sun oil dipunggung
lalu berbaring

Perkataan mu yang menantang itu

bagai semerbak, yang terasa manis

Laut dan langit biru
bagai tak berkaki
terasa sama seperti hubungan ini


Meskipun cakrawala
Bertabur dan menyatu
Yang saat ini engkau bagiku hanya adik kecil yang manja

[Reff]
Musim Panas Sounds Good
Sambil membisikannya
Ketahap yang berikutnya ku ingin lanjutkan kurikulum dari cinta
Suara Ombak! Sounds Good
Hati ini bergemuruh
Aku ingin lebih serius dari tahun lalu

Yes!!!

Kamu yang sedang
Berjemur di pasir pantai
Kaupun kutinggalkan dan pergi berenang
Seorang diri

Serta ciuman
Darimu yang tiba-tiba
Begitu terasa
Sangatlah asik

Pemandangan yang sedari tadi kulihat
Bahkan udara rasanya telah berubah
Langit dan lautan, pun saling berhadapan
Saling memperlihatkan, kilauan biru
Yang dimilki mereka

[Reff]
Tepi Pantai Good Jobs
Orang yang aku suka
Selalu sedih terasa tak dapat terucap kalau agak terlalu dekat
Pemicunya Good Jobs
Sekarang ku bisa jujur
Merentangkan tangan inilah musim untuk mencinta

[[Intro]]

[Reff]
Musim Panas Sounds Good
Sambil membisikannya
Ketahap yang berikutnya ku ingin lanjutkan kurikulum dari cinta
Suara Ombak! Sounds Good
Hati ini bergemuruh
Aku ingin lebih serius dari tahun lalu

Musim Panas Sounds Good
Ku menyukaimu
Suara Ombak! Sounds Good
Kesampaikan juga
Tepi Pantai Good jobs
Ku menyukaimu
Pemicunya Good jobs
Waktunya sangat pas
 Musim Panas Sounds Good...

Selasa, 12 November 2013

Cara/Contoh Karya Tulis Sederhana

SMA .........................
TAHUN AJARAN .../...


ii

PENGESAHAN


Karya tulis berjudul “Perkembangan Kepercayaan Zaman Praaksara Di Indonesia” ini telah
disetujui dan disahkan oleh Kepala Sekolah dan Guru mata pelajaran
 Bahasa Indonesia pada :


Hari                 :
Tanggal           :






Mengetahui
Guru Mata Pelajaran









iii




PERSEMBAHAN





Karya tulis berjudul “Perkembangan Kepercayaan Zaman Praaksara Di Indonesia” ini disusun, khusus
dipersembahkan kepada :

1.
2. 




















iv

MOTTO



       *     Hanya tindakan yang dapat memberikan kekuatan dan hanya kesederhanaan yang dapat membuat manusia tenang.

          *   Orang bijak adalah orang yang mengakui kesalahan biarpun sekecil debu yang mudah diterpa angin.

            *  Bukan kebahagiaan yang akan membuat suatu pribadi menjadi bersyukur, tapi rasa syukur yang akan menjadikan suatu pribadi menjadi bahagia.

            * Jadilah diri sendiri percayalah kamu bisa. Jangan hanya menunggu kesempatan datingmenghampiri, carilah kesempatan diiringi doa tulus, Insya Allah akan tercapai.

            * Manusia yang berakal adalah manusia yang selalu memperhatikan sifat buruknya lalu berusaha mengubah sifat buruknya untuk menjadi sifat mulia.















v

KATA PENGANTAR



            Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini pada tanggal 15 November 2013.
            Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah untuk memberikan informasi tentang Sistem Kepercayaan Zaman Praaksara Yg Ada Di Indonesia Hingga Saat Ini sebagai tugas yang harus ditempuh oleh setiap siswa.
            Laporan ini disusun berdasarkan penelitian melalui study kepustakaan, namun dalam penyusunannya, kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari taraf kesempurnaan, oleh karena itu dengan rendah hati kami menanti saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pembaca.
            Dalam kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan rasa terimakasih kepada yang terhormat :
1.            Bapak Hariyadi Spd.
2.            Teman – teman Kelas X – MIA 4


Tempat, Tanggal



Penyusun







vi

DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….  i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………..   ii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………..................    iii
HALAMAN MOTTO …………………………………………………...…..    iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….    v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...   vi
BAB I PENDAHULUAN
      A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………..     1
      B. Rumusan Masalah ……………………………………........................       1
      C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………..      1
      D. Metode dan Teknik Penulisan ……………………………………….      2
      E.   Manfaat Penulisan …………………………………………………..     2
      F.   Sistematika Penulisan ………………………………………………..     2
BAB II ISI PEMBAHASAN
      A.  Orang Kanekes …………………………………………………..      4
      B.  Etimologi & Wilayah ………….......................     5
      C.  Bentuk Kepercayaan ………………………………….     6
      D.  Daerah Berkembangnya Kepercayaan …………..    7
      E.   Pelaksanaan Kepercayaan / Ritual Yang Dilakukan ……..      8  
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ……………………………………………………...……     12
B.     Saran  …………………………………………………….....................     13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………












BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah
            Dibalik Era Modernisasi ini, yang sudah mengenal hanphone dan internet sebagai alat komunikasi serta mobil dan pesawat sebagai alat transportasi, ternyata masih ada sekelompok masyarakat yang masih mempercayai bahwa roh nenek moyang aka nada untuk menjaganya, dan percaya bahwa benda” tertentu seperti batu dan tulang belulang menyimpan kekuatan seperti kepercayaan Dinamisme, Animisme, maupun Toteisme. Singkat cerita, saya akan menjelaskan sedikit tentang kepercayaan zaman praaksara yang masih ada hingga saat ini. Sehingga peninggalan nenek moyang tidak lenyap di makan zaman.

B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada karya tulis ini adalah:
1.        Bentuk” Suatu Kepercayaan Pada Zaman Nenek Moyang
2.        Daerah Berkembangnya Kepercayaan Tersebut
3.         Dan Pelaksanaan / Ritual yang Dilakukan

C.  Tujuan Penulisan
            Tujuan dibuatnya karya tulis ini adalah
1.        Mengetahui Perkembangan Kepercayaan Nenek Moyang Di Indonesia
2.        Memenuhi Tugas Pelajaran Sejarah Indonesia
.
                                                                                                                            


D.
 Metode dan Teknik Penulisan
 saya dalam menyusun karya tulis ilmiah ini menggunakan metode dan teknik penelitian study kepustakaan.

E.  Manfaat Penulisan
            Manfaat penulisan karya tulis ini adalah dapat mengenal sejarah Peradaban Indonesia mulai zaman praaksara hingga saat ini.

F.   Sistematika Penulisan
BAB I       Pendahuluan
                  A.  Latar Belakang Masalah
                  B.  Rumusan Masalah
                  C.  Tujuan Penulisan
                  D.  Metode Pengumpulan Data
                  E.   Manfaat Penulian
                  F.   Sistematika Penulisan
BAB II      Isi Pembahasan
                  A.  Orang Kanekes
                  B. Daerah Berkembangnya Kepercayaan
                  C.  Bentuk Kepercayaan
                   D. Daerah Berkembangnya Kepercayaan
                    E. Pelaksanaan Kepercayaan/Ritual Yang Dilakukan
BAB III Penutup
                  A.Kesimpulan
                  B.Saran
Daftar Pustaka

BAB II
ISI PEMBAHASAN

A.   Orang Kanakes
Orang Kanekes atau orang Baduy/Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Populasi mereka sekitar 5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk difoto, khususnya penduduk wilayah Baduy dalam.

B.   Etimologi & Wilayah

Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompokArab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo (Garna, 1993). Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung.

       C. Bentuk Kepercayaan

Sunda Wiwitan (Bahasa Sunda: "Sunda permulaan", "Sunda sejati", atau "Sunda asli") adalah agama atau kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur (animisme dan dinamisme) yang dianut oleh masyarakat tradisional Sunda.[1] Akan tetapi ada sementara pihak yang berpendapat bahwa Agama Sunda Wiwitan juga memiliki unsur monotheisme purba, yaitu di atas para dewata dan hyang dalam pantheonnya terdapat dewa tunggal tertinggi maha kuasa yang tak berwujud yang disebut Sang Hyang Kersa yang disamakan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

       D. Daerah Berkembangnya Kepercayaan

Penganut ajaran ini dapat ditemukan di beberapa desa di provinsi Banten dan Jawa Barat, seperti di Kanekes, Lebak, Banten; Ciptagelar Kasepuhan BantenKidul, Cisolok, Sukabumi; Kampung Naga; dan Cigugur, Kuningan. Menurut penganutnya, Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan yang dianut sejak lamaoleh orang Sunda sebelum datangnya ajaran Hindu dan Islam.

E. Pelaksanaan Kepercayaan / Ritual Yg Dilakukan

          Dalam ajaran Sunda Wiwitan penyampaian doa dilakukan melalui nyanyian pantun dan kidung serta gerak tarian. Tradisi ini dapat dilihat dari upacara syukuran panen padi dan perayaan pergantian tahun yang berdasarkan pada penanggalan Sunda yang dikenal dengan nama Perayaan Seren Taun. Di berbagai tempat di Jawa Barat, Seren Taun selalu berlangsung meriah dan dihadiri oleh ribuan orang. Perayaan Seren Taun dapat ditemukan di beberapa desa seperti di Kanekes, Lebak, Banten; Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul, Cisolok, Sukabumi; Kampung Naga; dan Cigugur, Kuningan. Di Cigugur, Kuningan sendiri, satu daerah yang masih memegang teguh budaya Sunda, mereka yang ikut merayakan Seren Taun ini datang dari berbagai penjuru negeri.
Meskipun sudah terjadi inkulturasi dan banyak orang Sunda yang memeluk agama-agama di luar Sunda Wiwitan, paham dan adat yang telah diajarkan oleh agama ini masih tetap dijadikan penuntun di dalam kehidupan orang-orang Sunda. Secara budaya, orang Sunda belum meninggalkan agama Sunda ini. [4]




















BAB III
PENUTUP